·
SEJARAH
Berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi
pada saat Kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada
dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggungjawab, disiplin yang tinggi dengan melihat
hasil lahir, yaitu Kerapihan, kekompakan, Ketertiban dan Kesigapan.
Pasukan Julius Caesar sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi)
·
PENGERTIAN
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan
disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin
yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Sikap lahir yang diperoleh
Sikap lahir yang diperoleh : |
Sikap bathin yang diperoleh : |
·
Ketegaran ·
Ketangkasan ·
Kelincahan ·
Kerapihan ·
Ketertiban ·
Kehidmatan ·
Kekompakan ·
Keseragaman ·
Kesigapan ·
Keindahan ·
Ketanggapan ·
Kewajaran tenaga ·
Kesopanan ·
Ketelitian |
·
Ketenangan ·
Ketaatan ·
Keikhlasan ·
Kesetiakawanan ·
Kebersamaan ·
Persaudaraan ·
Keyakinan ·
Keberanian ·
Kekuatan ·
Kesadaran ·
Konsentrasi ·
Kebiasaan ·
Berani berkorban ·
Persatuan |
INGAT !!! Pelatihan Inti PBB
1. Sikap dan Penampilan
2. Hentakan Kaki
3. Patah – patah
4. Rata – rata Air
5. Irama Langkah
6. Kewajaran Tenaga
7. Konsentrasi
A. Maksud
Dan Tujuan
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu
:
1) Maksud Umum adalah suatu latihan
awal membela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban
2) Maksud Khusus adalah menanamkan rasa
disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan
Tujuan dari PBB adalah :
Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan,
disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan
tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa
tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang
diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan
adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat
diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang
hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati
sendiri.
B. Aba - aba
1.
Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang
Komandan kepada pasukannya, untuk di laksanakan secara serentak atau
berturut-turut.
2.
Macam
aba-aba
a.
Aba-aba
petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud
dari aba-aba peringatan/pelaksanaan.
b.
Aba-aba
peringatan
Inti
perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa rugu-ragu.
c.
Aba-aba pelaksanaan
1) Ketegasan
mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan serentak
atau berturut-turut.
2) Aba-aba
pelaksanaan yang di pakai :
a) GERAK
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh
lain baik dalam berhenti maupun berjalan.
b) JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan
dengan meninggalkan tempat.
Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak
terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan ” maju ”.
c) MULAI
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.
C. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar
a) Sikap
Sempurna
1. Aba
–aba : ” Siap – GERAK ”
2. Pelaksanaan
:
·
Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60o
·
Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
·
Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang
dantidakdinaikan.
·
Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak
terpaksa, rapat di paha. bu jari segaris dengan jahitan celana.
·
Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke
depan,bernafas wajar.
b) Istirahat
1. Aba-aba
: ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
2. Pelaksanaan
a. Kaki kiri di
pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki(± 30 cm).
b. Kedua belah
lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di atas
telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan kiri
memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua
lengangan di lemaskan.
c. Dapat
bergerak.
c) Lencang Kanan / Kiri
1. Hanya dalam
bentuk bersaf.
2. aba-aba : ”
Lencang kana / kiri – GERAK ”
3. Pelaksanaan
a) Mengangkat tangan
kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri menggenggam, punggung
tangan menghadap ke atas.
b) Bersamaan dengan
ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kana / kiri.
c) Masing-masing
meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan / kiri-nya.
d) Jari-jari
menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
Catatan :
1) Bila bersaf tiga,
saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut pula
memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2) Penjuru saf
tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan tangan.
3) Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke depan.
d) Setengah Lencang Kanan / Kiri
1. Aba-aba : ”
Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
2. Pelaksanaan
a. Seperti
pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak
pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
b. Pergelangan
tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu
sama lain di sebelah depan.
c. Pada
aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.
e) Lencang Depan
1. Hanya dalam
bentuk banjar.
2. Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
3. Pelaksanaan :
a. Penjuru tetap sikap sempurna.
b. Nomor dua
dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
c. Lengan
kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas, mengambil
jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
d. Pada
aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke
sikap sempurna.
f) Berhitung
1. Aba-aba : ”Hitung - MULAI
”
2. Pelaksanaan :
a. Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan,
saf depan memalingkan muka ke kanan.
b. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut
mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil memalingkan muka ke depan.
c. Jika
berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
d. Pada aba-aba pelaksanaan, mulai
penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.
e. Penyebutan
nomor di ucapkan penuh.
g) Perubahan Arah
1. Hadap kanan / kiri
a.
Aba-aba : ” Hadap kanan / kiri - GERAK ”
b.
Pelaksanaan :
1) Kaki kanan
/ kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di
ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2) Tumit kaki
kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3) Kaki kanan
/ kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
2. Hadap
serong kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap serong
kanan / kiri - GERAK ”.
b. Pelaksanaan :
1) Kaki
kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2) Berputar
arah 45o ke kanan / kiri.
3) Kaki
kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
3. Balik kanan
a. Aba-aba : ” Balik kanan
- GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di
ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki kanan.
2) Tumit kaki
kanan beserta badan di putar ke kanan 180o.
3) Kaki kiri
di rapatkan pada kaki kanan.
h) Membuka / Menutup Barisan
1. Buka barisan
a. Aba –aba : ” Buka
Barisan - JALAN ”
b. Pelaksanaan :
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali
membuat satu langkah ke samping kanan / kiri, sedangkan regu tengah tetap.
i) Bubar
1. Aba-aba : ” Bubar jalan
”
2. Pelaksanaan :
a. Memalingkan muka
ke arah komandan dan memberi hormat ( sesuai PPM )
b. Setelah di balas,
kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua hitungan dalam hati, mengayuhkan
kaki kiri ke depan dengan hentakan bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun
setinggi pundak kemudian bubar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar