SELAMAT DATANG DI WEBSITE SMP NEGERI 2 SAMBONG, KAB. BLORA, JAWA TENGAH

Rabu, 29 Juli 2020

IPA Kelas 9 | Spermatogenesis dan Oogenesis


Bagaimana kabar kalian hari ini? 
Semoga semua dalam keadaan baik dan sehat selalu ... Amin.. amin ... amin ... ya robbal A'lamin

Tidak bosan-bosannya saya mengingatkan,  tetap jaga protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan cara jaga jarak, gunakan masker jika keluar rumah untuk keperluan mendesak, dan yang terpenting .... tetap di rumah saja... yaaa... 


Masih dengan pembelajaran daring/online ..... tetap semangat ya .... 


Hari ini kita akan belajar IPA tentang Sistem Reproduksi Pada Manusia Bagian 3. Sekadar mengingatkan lagi, bahwa materi sistem reproduksi pada manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1.  Pembelahan Sel
2.  Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi pada Manusia
3.  Penyakit pada Sistem Reproduksi pada Manusia dan Upaya Pencegahannya

Minggu lalu kita sudah belajar bagian yang kedua, yaitu mengenai Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi pada Manusia. Pada materi tersebut, kalian sudah belajar tentang struktur alat reproduksi pada pria dan wanita. 

Pada hari ini, kalian masih belajar pada materi bagian yang kedua,  tapi mengenai "Bagaimana proses pembentukan sel sperma dan sel telur pada sistem reproduksi manusia?"

Proses pembentukan sel sperma dikenal dengan istilah spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel telur dikenal dengan istilah oogenesis.

Untuk lebih jelasnya, simaklah materi berikut ini, dan di akhir materi kalian akan diberikan penugasan berupa latihan soal.


SPERMATOGENESIS

Tahukah kalian, apa yang dimaksud dengan spermatogenesis?

Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma pada alat reproduksi pria. 
Spermatogenesis dimulai saat anak laki-laki masuk masa pubertas.

Sperma sendiri merupakan sel kelamin laki-laki. Sperma yang sudah matang terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala yang berbentuk oval, badan, dan ekor yang panjang.

Kepala sperma berisi materi genetik (gen), sedangkan ekor digunakan untuk bergerak. Panjang sperma dari kepala hingga ekor rata-rata adalah 0,05 milimeter.


Gambar sperma

Dimana tempat terjadinya spermatogenesis?

Spermatogenesis terjadi di dalam testis tepatnya di bagian tubulus seminiferus. Kata "tubulus" berarti saluran-saluran, sedangkan kata "seminiferus" berasal dari kata "semen" yang artinya sperma.
Jadi, tubulus seminiferus adalah saluran panjang yang berkelak-kelok tempat pembentukan sperma. Kumpulan tubulus inilah sebenarnya struktur yang membentuk testis. Perhatikan gambar di bawah ini.



Bagaimana proses pembentukan sperma (spermatogenesis) di dalam tubulus seminiferus?

Perhatikan gambar urutan proses pembentukan sperma di bawah ini.


Berikut penjelasan gambar tahapan spermatogenesis di atas:

  • Pada dinding tubulus seminiferus sudah tersedia calon sperma (spermatogonium) yang berjumlah ribuan. Spermatogonium bersifat diploid (2n). Sel diploid merupakan sel yang memiliki jumlah kromosom berpasangan.
  • Setiap spermatogonium akan membelah secara mitosis membentuk spermatosit primer (2n).
  • Spermatosit primer (2n) akan melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2 spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n). Sel haploid adalah sel yang hanya terdiri dari satu set kromosom.
  • Tiap spermatosit sekunder (n) melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 4 spermatid yang bersifat haploid (n).
  • Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang (spermatozoa) yang bersifat haploid yang semua fungsional, yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.
  • Sperma yang matang akan menuju epididimis, selanjutnya ke vas deferens, vesicula seminalis, dan uretra serta berakhir dengan ejakulasi.

Hormon yang Berperan dalam Spermatogenesis

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis, yaitu LH, FSH, dan hormon testosteron.

1.  LH (Luteinizing Hormone)
LH (Luteinizing Hormone) adalah hormon yang merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, maka testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.

2. FSH (Folicle Stimulating Hormone)
FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis.

Proses pematangan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Proses ini terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu kurang lebih dua hari.

3. Hormon Testosteron
Hormon testosteron adalah hormon yang dihasilkan oleh testis. Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer  pada saat embrio dan mendorong spermatogenesis.

Hormon testosteron juga mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder pada laki-laki dewasa.

OOGENESIS


Tahukah kalian, apa yang dimaksud dengan oogenesis?

Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin perempuan, yaitu sel telur atau ovum.

Dimana tempat terjadinya oogenesis?

Oogenesis terjadi di dalam organ reproduksi wanita yaitu ovarium. Oogenesis dimulai sebelum anak perempuan lahir. Pada saat baru lahir, anak perempuan sudah memiliki bakal sel ovum sebanyak 200.000 - 2.000.000. Namun, hanya tersisa sekitar 40.000 saat anak perempuan masuk masa pubertas, dan hanya 400 yang akan matang dan berkembang. 

Bagaimana proses pembentukan sel telur (oogenesis)?

Oogenesis sebenarnya sudah terjadi sejak bayi masih berusia 5 bulan dalam kandungan. Proses oogenesis berlanjut hingga oosit primer membelah secara meiosis pada saat bayi berusia 6 bulan.

Akan tetapi proses ini tidak dilanjutkan sehingga oosit primer dalam keadaan dorman (istirahat). Di dalam ovarium terdapat sel induk telur yang dinamakan oogonium.  

Oogonium merupakan sel induk dari sel telur yang terdapat pada sel folikel yang ada dalam ovarium.

Sel-sel oogonium bersifat diploid (2n) yang selanjutnya akan mengalami pembelahan secara mitosis menjadi oosit primer yang juga bersifat haploid (2n).

Setelah bayi dilahirkan, di dalam ovariumnya mengandung 1 hingga 2 juta oosit primer. Seiring berjalannya waktu, oosit primer yang dihasilkan mengalami kematian setiap harinya.

Kondisi ini berlangsung hingga manusia menginjak masa pubertas. Akibatnya, oosit primer yang tersisa hanya 200.000 hingga 400.000.

Menginjak masa pubertas, oosit primer melanjutkan fase pembelahan meiosis I. Pada fase ini, oosit primer membelah menjadi dua sel yang berbeda ukuran dan masing-masing bersifat haploid.

Satu sel yang berukuran besar dinamakan oosit sekunder, sedangkan sel yang lain dengan ukuran lebih kecil dinamakan badan kutub (badan polar) primer.

Pada fase berikutnya, oosit sekunder akan melanjutkan pada fase meiosis II. Fase ini dilakukan apabila ada fertilisasi.

Apabila tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder mengalami degenerasi. Akan tetapi, apabila ada fertilisasi, fase meiosis II dilanjutkan.

Indikasinya, oosit sekunder membelah menjadi dua sel, yakni satu berukuran besar dan satu berukuran lebih kecil.

Sel yang berukuran besar di namakan ootid, sementara sel berukuran kecil dinamakan badan kutub sekunder.

Secara bersamaan, badan kutub primer juga membelah menjadi dua. Oleh karenanya, fase meiosis II menghasilkan satu ootid dan tiga badan kutub sekunder.

Kemudian, satu ootid yang dihasilkan tersebut berkembang menjadi sel telur (ovum) yang matang. Sementara itu, badan kutub hancur atau palosit (mengalami kematian).


Gambar proses oogenesis

Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan ovulasi. Setiap ovulasi hanya memiliki satu sel telur yang matang sehingga dapat hidup selama 24 jam.

Apabila sel telur yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur akan mati dan luruh bersama dinding rahim pada awal siklus menstruasi.

Untuk memperjelas pemahaman kalian tentang oogenesis, silahkan kalian tekan area gambar di bawah ini. Apabila kalian tidak memiliki kuota internet cukup, silahkan lewati video ini.



Hormon yang mempengaruhi oogenesis

Proses oogenesis seorang wanita akan dipengaruhi hormon-hormon yang ada di dalam tubuh, khususnya hormon reproduksi.

Hormon-hormon reproduksi yang berpengaruh terhadap proses oogenesis adalah sebagai berikut.
  • Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone); berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi (proses pengeluaran sel telur atau ovum).
  • Hormon LH (Luteinizing Hormone); berfungsi untuk merangsang ovulasi (proses pengeluaran sel telur).
  • Hormon Estrogen; berfungsi untuk membantu pematangan folikel dan merangsang pertumbuhan alat kelamin sekunder.
  • Hormon Progesteron, berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium yang berperan dalam peluruhan ovum (menstruasi).


Tekan link/tautan di bawah ini untuk mengerjakan soal-soal latihan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar