SELAMAT DATANG DI WEBSITE SMP NEGERI 2 SAMBONG, KAB. BLORA, JAWA TENGAH

Rabu, 04 November 2020

Materi IPA Kelas 7 Semester 1 | KLASIFIKASI ZAT DAN PERUBAHANNYA

 URAIAN MATERI

 A.     Karakteristik Zat

Apakah benda-benda di alam ini memerlukan tempat atau ruang? Misal air yang berada di dalam gelas kita tuangkan ke dalam kaleng. Apakah air menempati kaleng? Ternyata air memerlukan tempat atau wadah. Untuk gas, sebaiknya dimasukkan ke dalam wadah seperti balon, agar tidak lari kemana-mana. Jika kita memiliki kelereng yang jumlahnya puluhan, tentu memerlukan tempat khusus yang dapat menampungnya. Ternyata air, gas, dan kelereng semuanya memerlukan tempat atau ruang.

Selanjutnya jika air dalam wadah itu ditimbang ternyata memiliki massa. Demikian halnya dengan kelereng jika ditimbang memiliki massa. Bagaimana dengan gas, apakah juga memiliki massa? Perhatikan gambar di bawah ini.

 


Gambar 3.1  Udara memiliki berat

Gambar tersebut memperlihatkan hasil percobaan yang mungkin pernah kamu lakukan di Sekolah Dasar. Dua balon yang ditiup dengan ukuran yang sama besar, masing-masing diikat di ujung-ujung sebuah batang, lalu batangnya digantung. Selanjutnya salah satu balon dikempeskan. Tampak lengan batang yang mengikat balon yang dikempeskan tadi mengarah ke atas, sedangkan lengan batang dengan balon yang masih menggembung mengarah ke bawah. Artinya, balon yang masih menggembung memiliki massa yang lebih besar daripada balon yang kempes, karena balon yang menggembung tersebut berisi udara (zat gas). Dengan demikian gas juga memiliki massa.

Persamaan antara kelereng, air, dan gas pada uraian di atas adalah semuanya memerlukan tempat atau ruang dan memiliki massa, dalam fisika disebut zat. Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.

Zat berdasarkan wujudnya dapat dikelompokkan menjadi zat padat, zat cair, dan gas. Berikut ini perbedaannya.


 Tabel 3.1  Perbedaan sifat zat padat, zat cair, dan gas.


B.     Unsur, Senyawa, dan Campuran

 Dalam kehidupan sehari-hari tentu kalian sering melihat kursi, meja, buku, besi, air, batu, pasir, dan sebagainya. Apa yang menyusun zat-zat tersebut? Semua benda yang ada di alam tersusun dari materi. Materi yang terdapat di alam semesta ini terbilang sangat banyak jenisnya, oleh karena itu untuk memudahkan kita dalam mempelajarinya maka para ilmuan mengelompokkan materi menjadi dua macam yaitu zat murni dan campuran. Untuk zat murni sendiri hanya mengandung satu zat penyusun dan disebut juga sebagai zat tunggal. Sedangkan untuk campuran sendiri mengandung dua macam atau lebih zat penyusun. Perhatikan gambar 3.2.

Untuk diketahui bahwa materi terdiri dari zat tunggal dan campuran, sedangkan zat tunggal dapat dikelompokan lagi menjadi unsur dan senyawa. Jadi bisa dikatakan bahwa secara garis besar materi terdiri dari unsur, senyawa dan campuran. Apa yang membedakan dari ketiganya? Ikuti bahasan berikut ini.

 


Gambar 3.2  Bagan klasifikasi materi

 

1.        Unsur

 

Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat diubah lagi menjadi zat yang lebih sederhana dengan cara reaksi kimia biasa. Unsur merupakan bahan dasar penyusun materi. Sampai saat ini dikenal 117 macam unsur alam dan unsur buatan, baik berupa unsur logam, maupun unsur nonlogam.

Contoh unsur logam yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah besi. Sedangkan unsur non logam yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah arang (karbon). Sepotong besi apabila dibagi terus sampai bagian yang terkecil akan diperoleh atom besi. Demikian pula pada karbon apabila dibagi terus sampai bagian yang terkecil akan diperoleh atom karbon. Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat sama dengan unsur tersebut.

Unsur diberi nama dengan menggunakan bahasa latin berdasarkan penemu pertamanya atau tempat ditemukannya unsur tersebut. Beberapa unsur menggunakan nama untuk menghormati identitas penemunya ataupun tempat penemuannya. Contoh unsur Germanium diberi nama sesuai dengan nama tempat pertama kalinya unsur ini ditemukan yaitu negara Jerman.

Untuk menunjukkan perbedaan antara unsur kimia yang satu dengan yang lainnya, para ahli kimia menggunakan simbol atau lambang tertentu untuk sebuah unsur. Pada awalnya, para ahli menggunakan lambang unsur dengan beberapa macam gambar. Akan tetapi, karena unsur yang ditemukan dan diciptakan manusia makin banyak, maka lambang unsur berupa gambar tidak digunakan lagi. Orang lebih mudah mengingat lambang unsur dengan menggunakan huruf.

Seorang ilmuan berkebangsaan Swedia, Jons Jacob Berzelius mengusulkan cara pemberian lambang unsur yang sampai saat ini digunakan. Cara pemberian lambang unsur menurut Berzelius adalah sebagai berikut:

·           Lambang unsur diambil dari huruf pertama nama unsur yang bersangkutan dalam nama latinnya. Jika hanya terdiri atas satu huruf, lambang tersebut ditulis dengan huruf kapital.

·           Jika ada dua atau lebih unsur yang memiliki nama latin dengan huruf pertama yang sama, lambang salah satu unsur tersebut ditambah satu huruf lagi yang dipilih dari namanya. Huruf tambahan ditulis dengan huruf kecil setelah huruf pertama.

 Tabel 3.2  Beberapa unsur dan lambangnya.

Nama unsur

Lambang

Nama Latin

Nama Indonesia

Oxigen

Oksigen

O

Ferrum

Besi

Fe

Argentum

Perak

Ag

Aurum

Emas

Au

Hydrogen

Hidrogen

H

Sulphur

Belerang

S

Nitrogen

Nitrogen

N

Iodium

Iodin

I

Cuprum

Tembaga

Cu

Plumbum

Timbal

Pb

Natrium

Natrium

Na

 

Cara penyusunan unsur-unsur seperti tabel di atas, menyulitkan kita untuk mengingat  dan membedakan di antara unsur-unsur tersebut. Misalnya, untuk membedakan unsur-unsur logam dan nonlogam, maupun sifat-sifat lainnya. Para ahli berupaya agar kita dapat lebih mudah mengelompokkan unsur-unsur yang ada. Oleh karena itu, disusunlah suatu sistem periodik unsur, seperti ditunjukkan pada gambar 3.1.

 

Gambar 3.3  Sistem periodik unsur

 

Unsur-unsur yang memiliki sifat yang hampir sama diletakkan pada satu kolom. Unsur-unsur logam terletak di sebelah kiri bagian bawah (berwarna biru), unsur-unsur non logam terletak di bagian sebelah kiri (berwarna hijau), dan unsur-unsur semi logam terletak di antara unsur logam dan non logam (berwarna merah bata). Masih banyak informasi yang bisa diperoleh dari tabel sistem periodik unsur, yang akan dipelajari pada kelas berikutnya.

 

Tabel 3.3  Perbedaan unsur logam dan non logam

No

Logam

Non logam

1

Pada suhu kamar (25oC) berwujud padat kecuali raksa

Pada suhu kamar ada yang berwujud padat, cair, dan gas

2

Bersifat kuat

Bersifat rapuh

3

Dapat ditempa dan direngangkan

Tidak dapat ditempa

4

Mengkilap jika digosok

Tidak mengkilap jika digosok kecuali intan

5

Konduktor listrik yang baik

Nonkonduktor listrik, kecuali grafit

6

Penghantar panas yang baik

Bukan penghantar panas

 

Beberapa unsur logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari–hari, antara lain:

§   Besi (Fe), merupakan logam yang paling murah, sebagai campuran dengan karbon menghasilkan baja untuk konstruksi bangunan, mobil dan rel kereta api.

§   Nikel (Ni), Nikel padat sangat tahan terhadap udara dan air pada suhu biasa, digunakan sebagai lapisan pelindung dengan cara disepuh.

§   Tembaga (Cu), banyak digunakan pada kabel listrik, perhiasan, dan uang logam. Campuran tembaga dengan timah menghasilkan perunggu sedangkan campuran tembaga dengan seng menghasilkan kuningan.

§   Emas (Au), merupakan logam sangat tidak reaktif, dan ditemukan dalam bentuk murni. Emas digunakan sebagai perhiasan dan komponen listrik berkualitas tinggi. Campuran emas dengan perak banyak digunakan sebagai bahan koin.

 

Unsur non logam yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari, antara lain:

§   Iodium (I), digunakan sebagai antiseptik luka, tambahan Iodium dalam garam dapur, dan sebagai bahan tes amilum (karbohidrat) dalam industri tepung.

§   Natrium (Na), digunakan sebagai bahan untuk membuat lampu natrium, senyawa Natrium  dengan Klor digunakan untuk garam dapur.

 

Ada beberapa unsur yang memiliki sifat seperti logam dan nonlogam. Unsur tersebut dikenal sebagai unsur metaloid atau semilogam. Contohnya adalah silikon, boron, germanium, arsen dan stibium (antimon). Unsur-unsur tersebut banyak digunakan sebagai bahan semikonduktor.

 

2.        Senyawa

 

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan air, garam, gula, dan bahan kimia lainnya. Bahan-bahan tersebut adalah senyawa. Apakah yang dimaksud senyawa? Perhatikan penjelasan berikut ini.

Natrium(Na) merupakan unsur logam yang bersifat lunak, warnanya putih keperakan, dan sangat reaktif. Sedangkan Klor (Cl) merupakan gas berwarna hijau kekuning-kuningan dan sangat beracun. Kedua unsur tersebut dapat bergabung melalui reaksi kimia membentuk Natrium klorida (garam dapur) yaitu zat padat berbentuk kristal berwarna putih, tidak beracun karena digunakan sebagai bahan penyedap makanan. Sifat dari Natrium klorida sangat berbeda dengan sifat Natrium dan klor. Natrium klorida (NaCl) merupakan senyawa, sedangkan Natrium (Na) dan Klor (Cl) merupakan unsur. Jadi senyawa adalah zat tunggal yang terbentuk dari dua unsur atau lebih melalui reaksi kimia biasa atau dengan kata lain senyawa adalah zat tunggal yang dapat diuraikan menjadi dua zat atau lebih yang lebih sederhana melalui reaksi kimia biasa.

Kamu sudah mengetahui bahwa bagian terkecil dari sebuah unsur adalah atom. Dua atom atau lebih dapat bergabung melalui reaksi kimia biasa membentuk molekul. Seperti contoh di atas, atom Natrium (Na) bergabung dengan atom Klor (Cl) membentuk molekul Natrium klorida (NaCl). Jadi molekul merupakan bagian terkecil dari sebuah senyawa. Perhatikan gambar 3.2, yang menunjukkan contoh molekul air.

 

 


Sumber: id.kisspng.com

Gambar 3.4  Molekul air

 

Contoh-contoh senyawa dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

·           Air (H2O) terbentuk dari unsur Hidrogen dan Oksigen.

·           Gula tebu atau sukrosa (C12H22O11), terbentuk dari unsur Karbon, Hidrogen, dan Oksigen.

 

3.        Campuran

 

Campuran ialah suatu gabungan dari dua zat atau lebih yang tidak bersatu secara kimiawi dan zat-zat penyusunnya masih mempertahankan sifatnya masing-masing. Ketika gula dilarutkan dalam air, kedua zat itu tidak membentuk senyawa, melainkan membentuk campuran. Rasa gula sebelum dan sesudah dicampurkan tetap terasa manis, begitu pula dengan air. Air sebelum dicampurkan dan sesudah dicampurkan tetap dapat memadamkan api. Kemudian juga gula dengan air dapat bercampur dalam berbagai komposisi sesuai yang dikehendaki. Sehingga air gula ada yang manis, ada yang sedang, dan ada yang kurang manis tergantung dari banyaknya gula yang dicampurkan. Campuran dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.

 

a.         Campuran Homogen

 

Campuran homogen ialah campuran dua jenis zat atau lebih yang sudah tidak dapat dibedakan lagi zat-zat yang dicampurkan. Campuran homogen sering juga disebut sebagai larutan. Contoh campuran homogen adalah larutan gula (campuran antara gula dan air), udara (campuran dari berbagai jenis gas) dan larutan garam (campuran antara garam dan air).

Larutan tersusun atas zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut yang sering digunakan adalah air.  Pada larutan gula, air sebagai zat pelarut (solvent) dan gula sebagai zat terlarut (solute).

 

b.        Campuran Heterogen

Campuran heterogen adalah campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel-partikel penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama lainnya. Contoh campuran heterogen: campuran air dengan minyak, campuran besi dan pasir, campuran serbuk besi dan air dan lain-lain. Pada campuran heterogen dinding pembatas antar zat masih dapat dilihat meskipun tanpa menggunakan mikroskop.  Campuran heterogen terjadi karena zat yang tidak dapat bercampur  satu dengan yang lain secara sempurna sehingga masih dapat dikenali zat-zat penyusunnya.

Campuran heterogen ada dua macam yaitu suspensi dan koloid. Suspensi adalah campuran kasar. Ukuran partikelnya lebih dari 100 nm. Umumnya tampak keruh dan jika dibiarkan beberapa saat akan mengendap. Campuran seperti ini dapat kita pisahkan lagi melalui penyaringan, karena partikel terlarutnya relatif besar. Koloid adalah campuran yang terletak diantara larutan dan suspensi. Ukuran partikelnya berkisar 1-100 nm. Koloid tampak homogen, tetapi jika dilihat dengan mikroskop ultra bersifat heterogen. Koloid tidak dapat disaring dengan penyaring biasa. Contoh koloid adalah susu, santan, kabut dan gel.

 






Gambar 3.5  Contoh campuran




Kerjakan soal-soal berikut ini di buku latihan IPA!

1.   Jelaskan perbedaan zat padat, zat cair, dan gas!
2.   Tuliskan bagan klasifikasi materi!
3.    Jelaskan tentang unsur, senyawa, dan campuran! dan berikan contoh masing-masing 1.
4.     Coba jelaskan cara pemberian lambang unsur menurut Berzelius!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar