SELAMAT DATANG DI WEBSITE SMP NEGERI 2 SAMBONG, KAB. BLORA, JAWA TENGAH

Minggu, 11 Oktober 2020

MATERI SENI BUDAYA. KLS.IX. | BAB.3. MENYANYIKAN LAGU SECARA SOLO / TUNGGAL

 

Menyanyikan Lagu Secara Solo / Tunggal (Materi Pelajaran Seni Budaya - SMP Kelas IX (9) – Halaman 41 s/d 53) 



A.    Jenis Penampilan Vokal Solo / Tunggal.

Bernyanyi merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi siapa saja yang sedang bahagia, sedih ataupun dalam keadaan yang tidak menentu, karena dengan bernyanyi, hati menjadi terwakilkan lewat alunan music dan lirik lagu yang indah. Ada beberapa jenis penampilan bernyanyi yang sering kita lihat di Televisi ataupun secara langsung di sebuah panggung. Ada yang bernyanyi sendiri dengan di iringi music dari CD, ada juga yang tampil dengan band lengkap. Lalu ada juga yang bernyanyi bersama – sama lebih dari dua orang. Semua penampilan tersebut tentunya memiliki keunikan dan sisi menarik yang berbeda, karena memang dari segi persiapan dan sarana pun akan memiliki detail yang berbeda di setiap jenis penampilan. Jenis penampilan vocal solo / tunggal seringkali dinilai penampilan yang paling sederhana dan tidak banyak membutuhkan banyak sarana dan prasarana. Padahal sebenarnya sama saja. Setiap penampilan vocal solo justru memiliki beban yang lebih berat karena seluruh keberhasilan penampilannya sangat tergantung kepada sang vokalis atau penyanyi itu sendiri.  

B.     Materi Vokal.
Nyanyikanlah sebuah lagu pilihan bersama.lakukan pengamatan terhadap dua orang tersebut. Dengarkanlah apa saja perbedaan yang dapat kamu dengar. Dari uraian yang telah di buat akan ada perbedaan mendasar terhadap materi vocal yang dimiliki oleh dua orang yang berbeda, yaitu :

1.      Warna Suara / Timbre.
Bunyi atau suara satu siswa berbeda dengan siswa yang lainnya. Hal ini dikarenakan getaran – getaran yang dihasilkan bentuk masing – masing pita suaranya berbeda. Perbedaan ukuran pita suara merupakan pemberian dari Tuhan yang akan menghasilkan frekuensi suara masing – masing juga. Dari perbedaan inilah dihasilkan warna suara yang berbeda. Warna suara ini jika dilatih dengan teknik vocal yang benar akan menghasilkan karakter vocal yang kuat.

2.      Wilayah Nada.
Kemampuan sesorang dalam mencapai ketinggian dan rendahnya nada menyebabkan seseorang memiliki wilayah nada tertentu.setiap orang memiliki wilayah nada yang berbeda – beda sesuai dengan ketebalan pita suara yang dimiliki, juga upaya seseorang itu dalam mengolah teknik vokalnya. Dengan kata lain, wilayah nada seseorang bisa bertambah dan berkurang sesuai dengan intensitasnya dalam berlatih olah vocal.     Berikut ini pengelompokkan wilayah nada sesuai ambitusnya, diantaranya :

a.      Suara anak – anak. 
Wilayah nada suara laki – laki dan perempuan pada usia anak – anak mempunyai ketinggian yang sama. Perbedaan akan terjadi ketika anak laki – laki beranjak dewasa. ada perubahan wilayah nada berdasarkan perubahan fisik yang mereka alami, misalnya tumbuhnya jakun di leher laki – laki. Batas wilayah nada yang dimiliki anak – anak adalah sebagai berikut :
1.      Suara anak – anak tinggi,  wilayah nadanya c’ – f’
2.      Suara anak – anak rendah,  wilayah nadanya a – d”

b.      Suara wanita :
1.      Sopran             : Suara tinggi wanita, wilayah nadanya c’ – a”
2.      Mezzo Sopran : Suara sedang wanita, wilayah nadanya  a – f”
3.      Alto                 : Suara rendah wanita, wilayah nadanya f – d”

c.       Suara Pria :
 1.      Tenor       : Suara tinggi pria, wilayah nadanya c – a”
 2.      Bariton    : Suara sedang pria, wilayah nadanya a – f’
 3.      Bass         : Suara rendah pria, wilayah nadanya f – d’

Pengetahuan tentang wilayah nada ini benar – benar harus diketahui oleh siswa yang akan bernyanyi. Jangan sampai siswa memaksakan menyanyikan lagu dengan nada dasar yang diluar jangkauan wilayah nadayang dimilikinya. Jika dipaksakan, maka suara akan terdengar sumbang bahkan bisa merusak pita suara.
Untuk mengecek wilayah nada ini, siswa dapat menggunakan alat music piano atau keyboard. Penyenyi harus mempelajari dan mengasah teknik vocal atau teknik bernyanyi yang baik, agar dapat membawakan lagu dengan baik dan benar.

C.    Teknik Vokal.
Bernyanyi merupakan kegiatan yang menyenangkan baik bagi pendengarnya maupun bagi penyanyinya sendiri.
Berikut ini tahapan teknik vocal yang baik yang juga harus dipahami dan dipraktikkan oleh siswa sebelum mulai bernyanyi solo / tunggal :

1.      Sikap bernyanyi.
Bernyanyi yang baik harus diawali dengan sikap bernyanyi yang baik pula, karena sikap berdiri yang baik ini dapat memaksimalkan tenaga untuk bernyanyi. Berikut ini cara berdiri yang baik pada saat bernyanyi :
a.       Badan tegak dan rileks. Kaki dibuka sedikit.
b.      Berat badan bertumpu di kedua kaki dengan seimbang.
c.       Dada dibusungkan tapi tetap rileks.
d.      Pandangan lurus ke depan.
e.       Posisi tangan rileks di samping kiri kanan

2.      Pernapasan Diafragma.
Pernapasan yang dianjurkan digunakan pada saat bernyanyi yaitu pernapasan diafragma. Di dalam diafragma ini, terdapat otot yang jika terus dilatih dengan olah napas, akan menjadi lebih kuat sehingga dapat memperpanjang durasi keluarnya napas kita pada saat bernyanyi. Otot diafragma ini juga dapat menjadi sumber tenaga yang besar untuk mencapai nada tinggi dan menambah tenaga, pada saat bernyanyi. Jika pada saat bernyanyi oleh pernapasan dan sumber tenaga bermuara di diafragma, maka suara juga akan lebih bulat dan bening. Selain itu, tenggorokan kita tidak akan terasa sakit dan mudah lelah. Berikut ini tahapan berlatih olah pernapasan diafragma, yaitu :

 a.    Ambil napas melalui hidung atau mulut. Bayangkan seperti mencium bau parfum dengan lembut. Lalu udara langsung masuk ke ruang diafragma dan seketika otot diafragma akan menddesak ke bagian depan dan seluruh udara menyebar di Diafragma sampai ke samping dan bagian belakangnya.
 b.   Tahap napas tersebut kira – kira 5 detik. Rasakan benar otot diafragma makin kencang.
 c.   Lalu, keluarkan napas tersebutdengan lembut. Mengeluarkan suara desis halus dan rata sambil dihitung berapa detik siswa dapat menghabiskan napas dengan desis tersebut. Suara desis ini bisa diganti dengan suara menyerupai lebah, misalnya zzz … atau tiupan fffff … yang penting keluarnya udara rata dan stabil.
 d.   Ulangi beberapa kali latihan di atas sambil berupaya agar banyaknya hitungan desis yang dikeluarkan semakin banyak setiapkali berlatiih. Semakin bertambah durasinya, berarti kekuatan otot diafragma siswa pun bertambah kuat.

Setelah terbiasa melakukan olah pernapasan seperti diatas, mulailah untuk memproduksi suara pada saat bernyanyi  dengan sumber tenaga dari kekuatan otot diafragma.

3.      Resonansi.
Dalam bernyanyi, seseorang harus dapat menggemakan suara dengan cara menempatkan sumber suara agar suara lebih keras pada saat dikeluarkan dan sampai kepada pendengar.proses menggemakan suara ini disebut dengan resonansi.

Ada 3 jenis resonansi atau tempat memantulkan sumber bunyi sesuai fungsinya, yaitu 

1.      Resonansi Dada.
Memantulkan sumber bunyi pada bagian dada akan menghasilkan suara rendah. Jika akan memproduksi suara yang rendah, hendaklah menggunakan resonansi dada agar nada rendah dapat dicapai dengan tepat dan halus.

2.      Resonansi Hidung.
Memantulkan sumber bunyi pada bagian wajah seputar hidung yaitu meliputi tulang rahang mulut sampai ke pipi, akan menghasilkan suara sedang yang tepat dan halus. Selain itu juga, kerja tenggorokan tidak terlalu berat dan tidak mudah lelah. Suara yang dihasilkan pun akan terdengar lebih bening dan bersih.

3.      Resonansi Kepala.
Memantulkan sumber bunyi pada bagian kepala akan menghasilkan suara tinggi dan halus. Untuk dapat menghasilakan nada – nada tinggi yang tepat dan halus, resonansi kepala ini harus juga di support dengan kerja otot diafragma yang maksimal juga. Jangan sekali – kali memaksakan memproduksi suara tinggi di tenggorokan, karena sudah pasti nadanya tidak akan sampai dengan tepat. Suara tidak akan bening dan akan terasa sakit ditenggorokan dan jika hal ini sering dilakukan, maka akan merusak kualitas pita suara.
   Setelah mengetahui jenis resonansi, hendaknya siswa membiasakan bernyanyi dengan      menggunakan resonansi yang tepat sesuai kebutuhan nada yang ingin dicapai.

     4.  Artikulasi dan Gerak Mulut.
  Bernyanyi yang baik tidak bisa terlepas dari pengucapan kata – kata yang ada pada        liriklagu dengan jelas.

    5.      Phrasering / Pengkalimatan.
Phrasering atau pengkalimatan merupakan teknik vocal yang mengatur tentang pengelompokkan kalimat dimana vokalis dapat mengambil napas pada setiap jeda antar kalimat. Pengkalimatan ini hendaknya dilakukan sebelum memulai bernyanyi. Beri tanda pada jeda antar kalimat sehingga ketika bernyanyi, siswa akan tepat mengambil napas sesuai makna lagu.

D.    Penampilan.
Coba perhatikan tayangan konser seorang penyanyi di TV atau secara langsung di sebuah panggung yang besar. Lihatlah bagaimana penampilan mereka. Dapat dipastikan seorang penyanyi yang professional akan mempersiapkan penampilan mereka mulai dari baju atau kostum yang digunakan. Gaya rambut, sepatu, aksesoris dan riasan wajah yang akan disesuaikan dengan tema acara, tema lagu dan tempat yang menjadi tempat tampil untuk bernyanyi. Hal ini dilakukan agar pertunjukkan menyanyi mereka akan lebih indah dilihat dan berkesan.

E.     Latihan Improvisasi Lagu Secara Solo / Tunggal.
Improvisasi adalah melakukan sesuatu tanpa persiapan. Dalam bernyanyi merupakan pengembangan ornamentasi pada sebuah lagu dengan tujuan agar lagu terdengar tidak membosankan dan lebih menarik. Improvisasi ini tidak dilakukan pada semua bagian lagu,hanya pada bagian – bagian tertentu saja agar bentuk lagu yang aslinya tetap jelas. Karena sifatnya untuk memperindah lagu. Bayangkan saja improvisasi ini seperti renda yang dipasangkan hanya di sudut – sudut taplak meja, maka taplak tersebut akan terlihat lebih manis dan indah. Jika renda tersebut dipasangkan sampai menutupi semua bagian taplak tentu taplak tersebut akan terlihat tidak indah dan terlalu berlebihan.

Variasi lagu dapat dilakukan dengan mengubah tiga unsur lagu sebagai berikut :

1.      Ritmis.
Perubahan dalam irama lagu, misalnya lagu yang diciptakan dengan irama pop divariasikan dengan cara dibawakan dengan iringan irama jazz atau dangdut.
2.      Melodis.
Biasanya berupa penambahan nada dengan jarak nada yang berdekatan.
3.      Dinamika.
Perubahan bunyi keras dan lembut pada bagian lagu sesuai dengan kesan yang akan disampaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar