SELAMAT DATANG DI WEBSITE SMP NEGERI 2 SAMBONG, KAB. BLORA, JAWA TENGAH

Minggu, 11 Oktober 2020

MATERI SENI BUDAYA. KLS 8. |BAB 3. GAYA DAN BERNYANYI LAGU DAERAH

 

GAYA BERNYANYI LAGU DAERAH (Bab 3 Kelas 8 Materi Pengetahuan )



RINGKASAN MATERI

A. Kedudukan dan Fungsi Musik dalam Tradisi Masyarakat Indonesia
Penampilan musik daerah di Indonesia sering berkaitan dengan musik tradisi . Penampilan musik daerah kadang-kadang menyatu dengan pertujukkan tari, digunakan sebagai pengiring dalam upacara-upacara adat, dan sebagai ilustrasi pergelaran teater tradisi serta sebagai media hiburan. Secara umum, musik berfungsi sebagai media rekreatif / hiburan untuk menanggalkan segala macam kepenatan dan keletihan dalam aktivitas sosial budaya sehari- hari. Berikut beberapa fungsi musik bagi masyarakat.

1. Sarana upacara adat
Musik daerah dianggap memilki kekuatan magis sehingga musik daerah  sering terlibat dalam berbagai upacara adat. Sebagai contoh, Upacara Merapu di Sumba menggunakan irama bunyi- bunyian untuk memanggil dan  mengiring kepergian roh ke pantai Merapu (alam kubur). Begitu pula pada masyarakat suku sunda menggunakan musik angklung pada waktu upacara Seren Taun ( Panen padi).

Gambar 3.1. Upacara Merapu (Sumba)

Gambar 3.2. Upacara Seren Teun (Jawa Barat)

Amati dan perhatikan :
1. Adakah musik tradisi yang berkembang di daerahmu ?
2. Apakah terdapat perbedaan antara musik tradisi dan musik masa kini ?
3. Apakah musik tradisi mempunyai fungsi yang sama pada setiap daerah ?
4. Adakah perbedaan teknik bernyanyi musik tradisi dan musik masa kini ?

2. Musik Pengiring Tari
Irama musik dapat berpengaruh pada perasaan seseorang untuk melakukan gerakan- gerakan indah dalam tari. Pada dasarnya tari daerah hanya bisa diiringi oleh musik daerah tersebut, sebagai contoh tari Kecak (Bali), tari Pakarena (Sulawesi), tari Mandalika ( Nusa Tenggara Barat), tari Ngaesuk (Jawa Timur), tari Mengaup ( Jambi), dan tari Mansorandat (Papua).

3. Media Bermain
Lagu- lagu rakyat ( folksong) yang tumbuh subur di daerah pedesaan dapat digunakan sebagai media bermain anak- anak. Lagu daerah yang dapat dijadikan nama permainan anak- anak seperti , lagu Cublak-Cublak Suweng dari Jawa Tengah, Ampar- ampar pisang dari Kalimantan, Ambil- Ambilan dari Jawa Barat, Tanduk Majeng dari Madura, Sang Bangau dan Pok Ame- Ame dari Betawi.

4. Media Penerangan
Lagu sebagai media penerangan dapat digunakan sebagai iklan layanan masyarakat contohnya, penerangan berisi tentang lingkungan hidup dan adat istiadat. Pada masyarakat modern lagu sebagai media penerangan dapat berisi tentang pemilu, KB, penyakit AIDS, dan lain- lain. Selain dalam iklan layanan masyarakat, lagu-lagu yang bernafaskan agama juga menjadi media penerangan, musik qasidah, terbangan, dan zipin dengan syair- syair lagu dari  Al-Qu’ran

B. Teknik dan gaya Bernyanyi dalam Musik Tradisional

Pembelajaran teknik vokal sudah dilaksanakan pada kelas VII  sehingga pada bab ini  tidak akan dibahas secara mendalam tentang tekniknya , namun akan dikaitkan dengan  gaya bernyanyi dalam musik tradisi. Pada dasarnya teknik bernyanyi musik daerah sama dengan teknik bernyanyi pada umumnya , sedangkan gaya dalam bernyanyi lagu daerah biasanya cenderung bersifat turun-temurun dari nenek moyang atau sesuai dengan ajaran daerah masing-masing. Gaya khasnya adalah liriknya yang menggunakan bahasa daerah setempat, susunan melodi yang sangat sederhana, dan teknik pengucapan (artikulasi) disesuaikan dengan daerah setempat juga.
Kita ketahui bersama bahwa lagu daerah  yang ada di Indonesia sangat beragam  bentuknya, begitu pula pada teknik dan gaya bernyanyi. Setiap daerah memiliki gaya dalam menyanyikan lagu daerah masing- masing.  Sebagai contoh, masyarakat dan suku bangsa asli di Papua menari sekaligus bernyanyi dan bermain Tifa dalam kelompok.Tifa adalah alat musik pukul daerah Papua yang sumber bunyinya berasal dari membran. (alat musik gendang masyarakat Papua). Stamina mereka selalu terjaga, mereka makan ulat sagu yang kaya akan protein.  Di daerah lain ada musik tradisi yang berpenampilan   mengenakan pakaian ketat bahkan menggunakan stagen , bernyanyi dengan posisi duduk bersimpuh namun suaranya tetap terdengar merdu dan menarik. Pada masyarakat  Sunda di Cianjur dikenal dengan sebutan mamaos atau momaca . Mamaos adalah tembang yang telah lama dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada awalnya mamaos dinyanyikan di kalangan kaum lelaki, selajutnya mamaos dinyanyikan juga oleh kaum wanita. Banyak kalangan perempuan yang terkenal dalam menyanyikan mamaos, seperti Rd. Siti Sarah, Rd. Anah Ruhanah, Ibu Imong, Ibu O’oh, Ibu Resna, dan Nyi Mas Saodah. Bahan mamaos berasal dari berbagai seni suara Sunda seperti, pantun, beluk (mamaca). Mamaos pantun sering disebut pepantunan, ada pupuh yang sering dikenal dengan tembang, adapula istilah kawih  dan Sekar. (Ganjar Kurnia.2003).
Masyarakat Jawa penyanyi musik tradisi disebut Pesindhen . Pesinden sering disebut juga dengan sinden.  Sinden adalah sebutan bagi perempuan yang bernyanyi mengiringi gamelan, umumnya sebagai penyanyi satu- satunya. Menurut Ki Mujoko Joko Raharjo pesindhen berasal dari kata “ Pasindhlan” yang berarti kaya akan lagu atau melagukan (melantunkan lagu). Sinden juga disebut “waranggana”, yang berasal dari kata wara dan anggana. Wara berarti seseorang yang berjenis kelamin perempuan dan anggana berarti sendiri. Pada zaman dulu waranggana adalah satu- satunya wanita dalam panggung pergelaran wayang ataupun pentas klenengan. Seorang sinden duduk bersimpuh di belakang dalang, tepatnya di belakang pemain gender dan didepan pemain kendang. Istilah sinden juga digunakan untuk menyebut hal- hal yang sama dibeberapa daerah seperti Banyumas, Yogyakarta, Sunda, dan Jawa Timur yang berhubungan dengan pergelaran wayang maupun klenengan. Dalam perkembangannya, saat ini sinden tidak lagi tampil sendiri dalam pergelaran tetapi bisa mencapai delapan atau sepuluh orang bahkan lebih untuk pergelaran yang bersifat spektakuler.

Gambar 3.3. Sinden, mamaos, dan Tari Papua

 Legendaris- legendaris sinden Indonesia antara lain Nyi Tjondrolukito dari Jawa Tengah , Waljinah dari Jawa , Titim Fatimah dari Jawa Barat , Sunyahmi dari Jawa Tengah, dan Nurhana dari Jawa Tengah. Mungkin menjadi seorang sinden tak lagi profesi yang digeluti profesi banyak orang. Anak muda jaman sekarang biasanya lebih memilih profesi yang kekinian, misalnya menjadi penyanyi band atau penyanyi solo. Tapi di sisi lain masih banyak para kaum muda yang mau menjadi sinden dengan tujuan ingin melestarikan kebudayaan daerah .  Sinden muda  yang ada di Indonesia  antara lain adalah Lilis Sugiarti, Ghea, Intan Soekotjo, Figifian Fatma, Icha Cusworo, Eni Kusrini, dan lain- lain.
Penyanyi musik tradisi sangat memperhatikan kesehatan badan dengan mengkonsumsi jamu tradisional agar selalu terjaga staminanya. Selain itu, seorang penyanyi tradisi juga memilki banyak pantangan yang harus dihindari demi kualitas suaranya. Mendekatkan pada sang Kholik, pencipta alam semesta juga merupakan hal yang utama bagi seorang penyanyi musik tradisi.

Gambar 3.4. Waljinah, Titim Fatimah, Nurhana, dan Intan Soekotjo beserta Sundari Soekotjo

C. Bernyanyi Lagu Daerah Secara Unisono
Bernyanyi unisono sudah dipelajari pada kelas VII . Pada bab ini akan dibahas lebih lanjut untuk bernyanyi lagu daerah secara unisono. Musik dan lagu daerah di Indonesia sangat beragam, masing- masing mempunyai keunikan dan gaya daerah tersendiri. Lagu- lagu daerah biasanya berisi nilai- nilai moral yang perlu diwariskan. Banyak masyarakat dari beberapa suku di Indonesia yang terbiasa bernyanyi dalam satu suara, yaitu sesuai dengan melodi pokoknya saja. Adapula lagu- lagu daerah yang ditampilkan dengan melakukan permainan tradisional. 
Mengenal budaya disetiap daerah tidak harus dengan berkunjung ke daerah tersebut. Banyak yang bisa dipelajari dari budaya Indonesia terutama lagu daerah, misalnya dapat mengerti bahasa daerah walaupun tidak semahir orang yang tinggal didaerah tersebut. Mempelajai nilai- nilai moral yang terkandung dalam setiap lagu daerah juga merupakan salah satu manfaat dalam mempelajari lagu daerah.   
Lagu- lagu daerah merupakan kekayaan warisan budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan . Pengembangan dan pelestarian warisan budaya lagu daerah dapat dilakukan dengan tetap menyanyikan sesuai dengan situasi dan kondisi tempat lagu tersebut harus dinyanyikan. Kita harus berjanji untuk menghargai dan melestarikan lagu daerah karena kita cinta Indonesia. Berjanjilah untuk mencintai dan menjaga bangsa dan budaya Indonesia dengan senang menyanyikan lagu- lagu daerah yang ada di Indonesia. 

Nyanyikanlah lagu daerah di bawah ini dengan gaya yang sesuai dengan budaya yang berkembang di daerah asal :











Tidak ada komentar:

Posting Komentar