SELAMAT DATANG DI WEBSITE SMP NEGERI 2 SAMBONG, KAB. BLORA, JAWA TENGAH

Minggu, 12 Juli 2020

MATERI MPLS | Kelas Menulis

Oleh:
Dra. Dwi Hidayati
Danu Salimi


Keterampilan Menulis
A. Hakikat Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis. Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan. Menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi (1999: 159) keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahas tulis.Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 3) keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Sedangkan menurut Byrne(Haryadi dan Zamzani, 1996: 77) keterampilan menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Menurut pendapat Burhan Nurgiyantoro (2001: 273), menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menulis merupakan kegiatanproduktif dan ekspresif sehingga penulis harus memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa. Atar Semi(1993: 47), mengartikan keterampilan menulis sebagai tindakan memindahkan pikiran dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan menggunakan lambang-lambang. Senada dengan pendapat tersebut, menurut Harris (Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi, 1999: 276) keterampilan menulis diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunaan bahasa tulis. Menulis merupakan aktivitas pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Sedangkan menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2008:1.3), menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan mengunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya.Dalam komunikasi tulis setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat yaitu (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) isi tulisan atau pesan, (3) saluran atau medianya berupa tulisan dan (4) pembaca sebagai penerima pesan. Menurut The Liang Gie (2002:3), keterampilan menulis adalah keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun dengan suatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Sedangkan mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik.
B. Fungsi dan Tujuan dan Manfaat Menulis
1. Fungsi Menulis Menulis memiliki banyak fungsi. Seperti yang diungkapkan oleh D’Angelo dalam Tarigan, (2008), pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena para pelajar akan merasa mudah dan nyaman dalam berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian yang hanya dalam proses menulis yang aktual. Tidak jauh berbeda dari pendapat D’Angelo, Sabarti Akhadiah (dalam Hasani, 2005:3) mengungkapkan fungsi menulis sebagai berikut: a. Penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan menulis, penulis dapat mengetahui sampai mana pengetahuannya tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu, penulis harus berpikir menggali pengetahuan dan pengalamannya. b. Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan. Dengan menulis, penulis terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan, serta membanding-banding-kan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasan. c. Penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi se-hubungan dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis dapat memperluas wawasan penulisan secara teoritis mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
a. Assigment purpose (Tujuan Penugasan)
d. Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, penulis dapat memperjelas permasalahan yang semula masih samar. e. Penulis dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara objektif. f. Dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih kongkret. g. Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif. h. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain. i. Dengan kegiatan menulis terencana, penulis membiasakan berpikir serta ber-bahasa secara tertib dan teratur. j. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan fungsi dari menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung yang dapat menggali kemampuan seseorang tentang suatu topik dengan cara berlatih mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan terencana agar dapat berbahasa dengan tertib dan teratur. Selain itu, menulis juga dapat membantu seseorang memperdalam daya tangkap dan membantu memecahkan masalah. 2. Tujuan Menulis Pada dasarnya tujuan menulis adalah sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulisan. Setiap jenis tulisan tentunya memiliki tujuan. Tujuan-tujuan tersebut tentunya sangat beraneka ragam. Tarigan (2008: 24) membagi tujuan menulis dilihat dari penulisnya yang belum berpengalaman sebagai berikut: 1). Memberitahukan atau mengajar 2). Meyakinkan atau mendesak 3). Menghibur atau menyenangkan 4). Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api. Sedangkan Hugo Hartig (dalam Tarigan 2008:26), membagi tujuan menulis menjadi tujuh bagian sebagai berikut:
Manfaat menulis menurut Sabarti Akhadiah (dalam Kartimi 2006: 5) sebagai berikut:
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. b. Altruistic purpose (Tujuan Altruistik) Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan. Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin mendorong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penala-rannya. Ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karya seseorang. c. Persuasive purpose (Tujuan Persuasif) Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan oleh seorang penulis. d. Informational purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan) Tujuan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca. e. Self-expressive purpose (Tujuan Pernyataan Diri) Tulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri seorang pengarang kepada pembaca f. Creative purpose (Tujuan Kreatif) Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri, tetapi “keinginan kreatif’’ disini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai kesenian. g. Problem solving purpose (Tujuan Pemecahan Masalah) Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi dengan cara menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis haruslah mempunyai tujuan yang nyata. Dimana para penulis harus bisa meyakinkan, memberitahukan, menghibur dan mengekspresikan emosi. 3. Manfaat Menulis
Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian tulisan. Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan menjadi empat : deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi (Syafi’ie,1990: 151).sedangkan menurut Keraf(1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasi.
1) Mengetahui potensi diri dengan dan kemampuan serta pengetahuan kita tentang topik yang dipilih. Dengan mengembangkan topik itu kita dipaksa berpikir, menggali pengetahuan, dan pengalaman yang tersimpan dalam diri. 2) Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan, dan membandingkan fakta-fakta yang tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis. 3) Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis dapat memperluas wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan 4) Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, setiap permasalahan yang semula samar-samar dakan menjadi lebih jelas. 5) Melalui tulisan, kita dapat menjadi peninjau dan penilaian gagasan kita secara obyektif 6) Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkrit. 7) Dengan menulis, kita menjadi aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah masalah. Bukan hanya sekedar penerima informasi yang pasif. 8) Membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib. Selain manfaat menulis di atas, Hernowo (2004: 51) mengungkapkan bahwa menulis dapat digunakan untuk menyibak atau mengungkapkan diri. Dengan menulis seseorang bukan hanya akan menyehatkan fisik dan mental tetapi juga dapat mengenali detail-detail dirinya. Dari beberapa manfaat menulis yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa menulis bermanfaat untuk mengetahui kemampuan diri dengan aktif berpikir dalam menuangkan ide dan gagasan kedalam sebuah tulisan, menambah wawasan dan informasi, menumbuhkan keberanian dan kreatifitas.
C. Ragam Menulis
1. Deskripsi (perian)
Seperti dikemukan oleh(Ahmadi dalam Masnur, 2009: 125), pikiran utama adalah pengendali suatu karangan sehingga pikiran utama dimaksudkan isi karangan tidak akan menyimpang. Karangan tersebut ditulis dalam bentuk paragraph dan tiap paragraph mempunyai pikiran utama. Pikiran utama yang paling baik diletakkan pada kalimat pertama paragraf.
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan sesuatuhal. Dari segi istilah,deskrpsi adalah suatu bentuk karangan yanng melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar,mencim dan merasakan)apa yang dilikiskan itu sesuai dengan citra penulisannya. 2. Eksposisi (paparan) Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka.dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu ,mengupas,menguraikan, atau menerangkan sesuatu. 3. Argumentasi(bahasan ) Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian , gagasan. 4. Narasi (kisahan) Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. 5. Persuasi Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga memegang peranan penting. 1) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan tulis menulis Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan menulis adalah sebagai berikut: a. Penentuan Pikiran Utama Salah satu cirri utama tulisan adalah adanya kesatuan gagasan antarparagrafnya. Sebuah tulisan (karangan) akan menjadi jelas jika mempunyai kesatuan, yaitu semua detail yang berupa contoh, alas an maupun fakta yang digunakan harus tidak menyimpang dari pikiran utama. b. Pembentukan Paragraf
Subjek kalimat sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Subjek kalimat yang posisi atau letaknya kurang tepat (jelas) dalam kalimat menyebabkan kekaburan makna kalimat tersebut. Jabatan, atau fungsi subjek dalam kalimat biasanya dapat diketahui dengan jalan menggunakan pertanyaan apa, atau siapa yang dibicarakan dalam karangan.
Agar sebuah karangan mudah ditangkap pembaca dan jelas akan isi konteks yang diceritakannya, maka perlulah disusun suatu paragraf. Paragraf merupakan suatu pikiran atau perasaan yang tersusun teratur berupa kalimat-kalimat dan berfungsi sebagai bagian dari suatu satuan yang lebih besar, (Ahmadi dalam Masnur, 2009: 125). Paragraf bisa terseusun dari beberapa buah kalimat yang saling berhubungan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh untuk menyampaikan suatu maksud. Sehubungan dengan hal ini W.J.S.Poerwadarminta dalam Masnur (2009: 126) mengemukakan sebagai berikut. “Sekalian kalimat dalam paragraf bahu-membahu, bekerjasama untuk menerangkan, melukiskan, atau mengulas suatu hal yang menjadi pokok pembicaraan dalam paragraf itu. Jadi, kalimat-kalimat dalam paragraf itu semuanya berpusat pada suatu pokok pembicaraan atau suatu tema.” Dengan demikian, untuk membuat suatu paragraf yang baik, kalimat-kalimat yang disusun hendaknya bertalian arti sehingga arti atau maksud tersebut menjadi jelas. Dalam hal ini anak didik dilatih menyusun paragraf secara teratur dalam bahasa tertulis. Kalimat yang bertalian arti, yaitu dalam satu paragraf kalimat-kalimatnya menerangkan, bahu-membahu, bekerja sama untuk menerangkan sesuatuatau pokok pembicaraan. c. Penulisan Kalimat Kalimat dalam karangan harus jelas dan mudah dipahami, karena kalimat tertulis dalam beberapa hal tidak sama dengan kalimat tutur. Kalimat yang jelas dan terang dalam bahasa percakapan (tutur), tidak selamanya jelas dan terang, juga apabila dituliskan, sebab intonasi dalam bahasa tutur sulit untuk diterjemahkandalam bahasa tulis. Dalam setiap kalimat pada suatu karangan pada dasarnya kalimat itu disusu oleh unsur-unsur yang membentuknya. Unsur-unsur itulah yang membangun dan membentuk suatu kalimat. Unsur-unsur kalimat itu tidak lain adalah kata-kata. Kata-kata itulah yang membentuk kalimat. Bagian bagian kaliamt sering disebut konstituen Masnur (2009: 127). Bagian-bagian kalimat tersebut antara lain sebagai berikut. · Subjek · Predikat
Titik dua digunakan untuk menegaskan keterangan atau penjelas sebagai tambahan sebagai sesuatu yang telah tersebut dalam kaliamt terdahulu. Titik dua juga dapat digunakan untuk menyatakan perincian berbagai hal, benda yang disebutkan berturut turut, serta untuk menyatakan kutipan perkataan seseorang.
Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Ia juga sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Ciri-ciri umum predikat terletak di belakang subjek serta berbentuk verbal atau kata kerja. · Objek Kehadiran objek dalam kalimat tergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Objek pada umumnya berbentuk nomina atau kata benda, atau dibelakang kata tugas “oleh” dalam kalimat pasif. · Keterangan Tempat jabatan keterangan dalam kalimat biasanya bebas dan cakupan semantis keterangan lebih kuat, yaitu membatasi unsur kalimat atau seluruh kalimat. Keterangan tidak wajib hadir dalam sebuah kalimat. Bagian keterangan dalam kalimat bahasa indonesia menyatakan banyak makna, namun yang sering ditemukan dalam pemakaian bahasa sehari-hari adalah keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan tujuan, keterangan instrumental. d. Penggunaan Tanda Baca Karangan selalu berupa bahasa yang tertulis. Dalam beberapa hal bahasa tertulis tidak sama dengan bahasa lisan. Banyak alat-alat bahasa seperti lagu, jeda, tinggi rendah suara, tekanan suara, sukar digambarkan dalam bahasa tulis. Untuk melengkapi kekurangan itu maka dibuatlah tanda baca. Menurut Poerwadarminta tanda baca dapat membantu menjelaskan maksud atau makna kalimat. Dengan tanda baca penulis dapat menyampaikan maksudnya dengan lebih jelas. Sedanga pembaca pun dapat pula menangkap maksud kalimat dengan lebih mudah. Oleh karena itu, makna tanda baca tidak boleh di abaikan dalam tulis-menulis Poerwadarminta dalam Masnur (2009: 127). Macam-macam tanda baca antara lain sebagai berikut. · Titik Tanda titik dipakai sebagai tanda bahwa kalimat telah selesai. Pokok tugasnya adalah sebagai penguncu kalimat. · Koma Tanda koma paling sering digunakan dalam tulis menulis. Pokok tugasnya adalah untuk menyatakan jeda sejenak, menyekat hubungan-hubungan yang perlu dijelaskan. Pada umumnya tanda komadigunakan untuk menyekat kata atau frase sejenis dan setara. · Titik dua · Tanda seru dan tanda Tanya
Tanda seru pada pokoknya mengintensifkan penuturan. Bisa dipakai untuk menyatakan perasaan yang kuat seperti perintah, melarang, heran, menarik perhatian, tak percaya, dan sebagainya. Sedangkan tanda tanya sudah tentu dipakai untuk menyatakan pertanyaan, baik pertanyaan yang sesungguhnya maupun bersifatmenyaksikan Poerwadarminta dalam Masnur (2009: 128).

Berikut ini merupakan contoh menulis bentuk Fiksi:

Langit Semburat Merah, Senja Turun.
Kelas Menulis
Ia setengah berlari di trotoar Sudirman. Duh, hampir telat. Kelas segera dimulai. Bosnya yang gahar kurang menoleransi keterlambatan; dan terjebak macet adalah alasan kelewat sepele. Siapa suruh tak beranjak lebih awal?

Banyak. Misalnya, agenda nonton bioskop jam 21.45 malam. Sambil melihat sang guru—yang editor bahasa di media ternama—menuliskan contoh-contoh kalimat efektif dan tak efektif, ia menghitung-hitung waktu tempuh dari kantornya di Menara Standard Chartered ke Grand Indonesia. Memang dekat saja, tapi ia naik kendaraan umum. Durasi jalan kaki juga perlu dihitung. Ia harus lekas kabur begitu kelas bubar. Betul-betul bukan wartawan teladan.

Ketika kelas berakhir, ia bergegas keluar ruangan. Di luar pintu kaca, suara bariton menyapa. “Mau ke mana buru-buru?” Ia terpaksa berhenti sejenak, tersenyum kecut kepada si pemilik suara—bosnya, dan menjawab ala kadarnya, “Ada janji sama teman.”

Si bos mengangguk, dan ia ambil langkah seribu sebelum sapaan lain menghentikannya lagi.

Ia adalah aku 12 tahun lalu.

Belum lama ini, aku terheran-heran saat tahu bosku yang dulu itu mengambil kelas menulis. “Buat apa?” tanyaku, tak percaya alasan awal yang ia berikan bahwa ia “kerap merasa punya tulisan buruk”. Sepanjang aku mengenalnya, dia tak pernah menulis jelek.

“Kelas itu sangat berguna, loh. Coba deh kamu ikut,” katanya. Aku termakan penasaran, dan mendaftar untuk kelas periode berikutnya.

Aku jadi ingat beberapa waktu lalu saat mengisi kuliah umum di salah satu perguruan tinggi. Kami membahas tentang cara menulis luwes dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Saat itu, aku tertawa dalam hati. Bisa-bisanya anak badung yang ikut kelas menulis wartawan dengan ogah-ogahan 12 tahun lalu jadi “dosen tamu” buat anak-anak jurnalistik.

Tapi, terlepas dari kelakuan minusku di masa lalu, aku memang senang menulis. Itu salah satu bidang yang kukuasai cukup baik, meski bukan berarti tulisanku selalu bagus.

Kadang, aku tak puas dengan tulisanku. Ada saja momen ketika aku merasa tulisan itu kurang enak dibaca karena sisipan diksi yang kurang pas atau kalimat yang tak efektif.

Ini contoh tulisanku yang sempat kurombak beberapa kali untuk membuatnya lebih lentur. Padahal cuma cerpen ringan, tapi ternyata tetap butuh upaya untuk memolesnya.Kelas Menulis (1)Belum lama ini, aku terheran-heran saat tahu bosku yang dulu itu mengambil kelas menulis. “Buat apa?” tanyaku, tak percaya alasan awal yang ia berikan bahwa ia “kerap merasa punya tulisan buruk”. Sepanjang aku mengenalnya, dia tak pernah menulis jelek.

“Kelas itu sangat berguna, loh. Coba deh kamu ikut,” katanya. Aku termakan penasaran, dan mendaftar untuk kelas periode berikutnya.

Aku jadi ingat beberapa waktu lalu saat mengisi kuliah umum di salah satu perguruan tinggi. Kami membahas tentang cara menulis luwes dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Saat itu, aku tertawa dalam hati. Bisa-bisanya anak badung yang ikut kelas menulis wartawan dengan ogah-ogahan 12 tahun lalu jadi “dosen tamu” buat anak-anak jurnalistik.

Tapi, terlepas dari kelakuan minusku di masa lalu, aku memang senang menulis. Itu salah satu bidang yang kukuasai cukup baik, meski bukan berarti tulisanku selalu bagus.

Kadang, aku tak puas dengan tulisanku. Ada saja momen ketika aku merasa tulisan itu kurang enak dibaca karena sisipan diksi yang kurang pas atau kalimat yang tak efektif.

Ini contoh tulisanku yang sempat kurombak beberapa kali untuk membuatnya lebih lentur. Padahal cuma cerpen ringan, tapi ternyata tetap butuh upaya untuk memolesnya.

Kalau lagi “kumat” mengutak-atik tulisan begitu, aku bisa membongkarnya berkali-kali sampai merasa betul-betul sreg.

Kebiasaan itu membuatku tersenyum saat membaca postingan Mas Sulak (AS Laksana) yang penggalannya berbunyi, “... jika anda tidak membatasi hasrat melakukan perbaikan, saya perlu mengingatkan, novel anda tidak akan pernah selesai hingga 17 tahun kemudian.”

Aku tak sedang bikin novel. Kalimat di atas bisa saja berbunyi, “... jika anda tidak membatasi hasrat melakukan perbaikan, saya perlu mengingatkan, artikel/cerpen anda tidak akan pernah selesai hingga 1 tahun kemudian.”
Kelas Menulis (2)“Kenapa kamu masih mau belajar nulis padahal sudah bisa nulis bagus?” tanya seorang rekan sekantor. Giliran aku yang mendapat pertanyaan itu.

Hmm, sebetulnya bagus atau tidak itu relatif. Tergantung selera pembaca. Ada yang cocok dengan model naratif deskriptif yang “menjuntai” panjang-panjang, ada juga yang suka gaya stakato—penuturan pendek-pendek; meminjam istilah musik ketika nada pendek-pendek atau putus-putus mengalun.

Gaya stakato itu, aku rasa, banyak terlihat pada tulisan Dahlan Iskan. Seperti ini misalnya:

Singapura menaikkan bendera oranye. Kemarin. Pertanda wabah virus Wuhan sudah mengancam negara tetangga itu dengan serius.

Di Tiongkok sendiri kemarin mencatat rekor: yang bisa disembuhkan mencapai 389 orang. Dalam sehari.

Sudah delapan hari berturut-turut jumlah yang sembuh lebih banyak dari yang meninggal.

Sampai tanggal 30 Januari, yang meninggal terus lebih banyak dari yang sembuh. Hari itu saja yang meninggal 38 orang. Yang sembuh hanya 21 orang.

Apalagi tanggal-tanggal sebelumnya.

Buatku, gaya mana saja bukan soal asal enak dibaca. Tulisan Tio, misal, hampir selalu kusuka. Tio salah satu asredku di kantor. Ia amat berbakat soal tulis-menulis, dan kerap bereksperimen dengan teknik penulisan. Yeah, orang memang punya kelebihan (dan kekurangan) masing-masing. Ini salah satu tulisan Tio:

Yang jelas, keahlian akan terkikis kalau tak diasah. Keterampilan tak akan mekar dengan dipendam. Aliran ilmu akan terhenti bila tak dibagi.

Jadi, kalau aku buka kelas menulis untuk saling berbagi, adakah yang kira-kira mau ikut? ;)

MATERI MPLS | WAWASAN WIYATA MANDALA PANDEMI COVID 19, PERTAHANKAN POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT SEBAGAI NEW NORMAL

Oleh:
Sutikno, S.Pd.,M.Pd


                Pandemi Covid 19 memang membawa berbagai  perubahan dalam hidup manusia. Mulai dari aktifitas seperti bekerja maupun kegiatan belajar di rumah, sejumlah rencana yang akhirnya harus dibatalkan , hingga perubahan pola dan gaya hidup dengan memprioritaskan kesehatan.Tentu , gaya hidup seperti ini dipertahankan , apalagi kita telah memasuki hidup new normal.
                Dengan diterapkan new normal , masyarakat bias kembali beraktifitas termasuk bekerja seperti sedia kala namun tetap menerapkan protocol kesehatan.Namun , menurut sebuah survey, 73 persen dari responden merasa khawatir akan kemungkinan penyebaran penyakit, termasuk virus corona, saat kembali ke rutinitas kerja seperti sedia kala.
                Oleh karena itu , dengan rencana pelonggaran PSBB, menurut masyarakat agar terus menerapkan kebiasaan baik yang sudah terbentuk selama pandemic berlangsung. Karena , selama belum ditemukannya vaksin atau anti virus Covid 19, kemungkinan manusia akan hidup berdampingan dengan virus ini, sama halnya dengan penyakit flu.
                Lalu, pola hidup bersih dan sehat seperti  apa yang perlu dipertahankan selama new normal agar tak mudah terserang penyakit ?
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT SEBAGAI NEW NORMAL
Pola hidup bersih dan sehat sebenarnya sudah diimbau sejak lama,namun kebiasaan ini baru benar benar diterapkan sejak pandemic Covid 19 terjadi.berikut ini pola hidup bersih dan sehat yang sebaiknya tetap kamu lakukan :
1 Perbanyak asupan bergizi. Dengan menerapkan pola makanan sehat dan penuh nutrisi,kualitas kesehatan dan  daya tahan tubuh sudah pasti ikut meningkat.salah satu makanan yang baik untuk daya tahan tubuh adalah makanan kaya akan vitamin C dan vitamin B kompleks.
2. Cukupi kebutuhan air putih.  Minum paling sedikit 8 gelas sehari dapat membantu tubuh jadi tidak mudah dehidrasi dan dapat meningkatkan kesehatan tubuh.
3. Olah raga rutin.  Memasuki new normal ,sebaiknya tetap biasakan berolah raga sebelum melakukan aktifitas harian.
4. Istirahat cukup.  Tidur dapat membantu memaksimalkan metabolism dan menjaga daya tahan tubuh.  Usahakan tidur minimal 7 – 8 jam setiap hari.
5. Bantu dengan multivitamin.Bantu tubuhmu dengan memenuhi kebutuhan vitamin harian dengan mengonsumsi multivitamin secara rutin.  Kamu dapat minum vitamin C untuk membantu meningkatkan system imunitas dan jaga tahan tubuh.
6. Gunakan masker ketika pergi keluar rumah.  Gunakan masker kain ketika pergi ke tempat public. Masker dapat mencegah penyebaran virus dengan melindungI  bagian wajah dari droplets seseorang yang mengandung Covid 19.
7. Terapkan physical Distancing.  Pastikan kamu tetap jaga jarak dan tidak melakukan kontak terlalu dekat dengan orang lain , kecuali memang diperlukan.  Jangan lupa untuk selalu menghindari kerumunan di tempat ramai.
8.Cuci tangan rutin.Selalu cuci tangan dengan sabun dan air, terutama stetelah menyetuh benda yang berada di ruang publik.  Jika tidak ada wastafel atau toilet, gunakan hand sanitizer untuk membersihkan tangan.
9. Bersihkan  permukaan benda dengan disinfektan . Untuk benda atau barang yang sering kamu sentuh dan bawa keluar rumah,bias dibersihkan dengan disinfektan secara rutin. Misal, bersihkan handphone , dompet atau kantong  belajaan yang sering kamu gunakan .

tempat membaca SMP N 2 Sambong


MATERI MPLS | Pengenalan Pembelajaran Daring dan Tata Caranya

Materi ini disajikan oleh: Yushadi, S.Pd

Siswa Baru Sekalian yang berbahagia .......
Sebelum kalian secara penuh diterima di SMP Negeri 2 Sambong, terlebih dahulu akan dibekali dengan beberapa gambaran tentang seluk-beluk SMP Negeri 2 Sambong sekaligus tentang kegiatan pembelajarannya. Kegiatan ini disebut dengan MPLS yang merupakan singkatan dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Kegiatan MPLS pada tahun pelajaran 2020/2021 ini dilaksanakan secara daring. Tentunya kalian tidak asing dengan kata daring, bukan? Baiklah akan kita bahas lebih dalam lagi pada materi MPLS yang pertama ini dengan tema "Pengenalan Pembelajaran Daring dan Tata Caranya". 

Mengenal Pembelajaran Daring dan Tata Caranya

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Plt. PAUD Dikdasmen Kemendikbud), Hamid Muhammad mengatakan masyarakat Indonesia keliru tentang konsep Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Ia menegaskan PJJ tak sama dengan pembelajaran dalam jaringan ( daring). "Karena banyak orang menyamakan PJJ ini dengan pembelajaran daring," kata Hamid Pendalaman Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi COVID-19 secara virtual, Selasa (16/6/2020).
Menurutnya, PJJ dibagi menjadi dua jenis yaitu pembelajaran luar jaringan ( luring) dan pembelajaran dalam jaringan (daring). Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS).
(Sumber: Kompas.com dengan judul "Pembelajaran Jarak Jauh bukan Pembelajaran Daring, Ini Penjelasannya ")


Sebagai upaya untuk mencegah wabah Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah-sekolah meminta siswanya untuk belajar di rumah. Mulai 16 Maret 2020 sekolah menerapkan metode pembelajaran siswa secara daring.
Sebagai upaya untuk mencegah wabah Covid-19, SMP Negeri 2 Sambong pada tahun pelajaran 2020/2021 menerapkan model pembelajaran secara daring maupun luring. Bagi siswa yang belum memiliki HP akan diberikan materi secara luring. 
Untuk efektifitas pelaksanaannya dengan mempertimbangkan beberapa faktor termasuk kualitas jaringan internet dan kuota internet, maka ada tiga aplikasi atau situs web yang akan digunakan dalam pembelajaran daring nantinya, yaitu WhatsApp, smpn2sambong.sch.id , dan Google Form
Untuk aplikasi WhatsApp saya kira kalian sudah sangat familiar dan sering menggunakannya untuk berkomunikasi dengan teman-teman dan keluarga kalian. Pemanfaatan WhatsApp dalam pembelajaran nantinya akan kalian terima lewat grup WhatsApp. Pada kesempatan ini tidak akan saya jelaskan secara terperinci. 
Materi pembelajaran sekaligus penugasan yang akan kalian terima secara daring menggunakan model berbasis internet dengan mengakses website smpn2sambong.sch.id, seperti yang kalian lakukan saat ini 😃😃😃. Jika kalian sudah berhasil masuk ke halaman ini dan sudah membaca materi dari awal sampai bagian ini berarti kalian sudah bisa menggunakan aplikasi web browser seperti google chrome, mozilla firefox, opera, internet explorer dan mungkin saat ini kalian menggunakan browser yang sudah disediakan oleh produsen HP/Smartphone yang kalian miliki. Ok.... saya yakin kalian sudah paham cara mengakses halaman website (salah satunya adalah website milik SMP Negeri 2 Sambong ini, di alamat:  smpn2sambong.sch.id). Intinya dalam penggunaan web sekolah, kalian simak dan baca materi yang dipaparkan. Jika dalam paparan itu diselipkan video atau Link/tautan, klik atau tekan sekali (jika menggunakan HP). Jika itu video, maka silahkan kalian simak video itu sampai selesai, sedangkan jika itu berupa link maka akan ditampilkan halaman lain, bisa berupa halaman sebuah web lain atau berupa penugasan seperti google form. Jika sudah selesai maka tekan tombol kembali pada layar HP kalian.
Untuk itu, dalam kesempatan kali ini saya akan menjelaskan cara menggunakan aplikasi google form. 
Google form merupakan salah satu aplikasi buatan google yang digunakan untuk mengumpulkan data dari sebuah perusahaan atau institusi seperti sekolah. Dalam pembelajaran daring ini, google form digunakan untuk memberikan penugasan kepada siswa secara interaktif berupa kuis. Berikut ini saya akan memaparkan langkah-langkah penggunaannya.

Pertama: Klik link/tautan yang diberikan oleh bapak/ibu guru, bisa lewat WhatsApp grup atau link yang diberikan di akhir materi ( Termasuk di akhir materi ini, kalian akan diberikan link untuk sekadar melatih ketrampilan kalian menggunakan google form. Jika jawaban yang kalian kirimkan berhasil, langsung akan bisa saya cek... dan kalian berhasil.... Horee.. 👏👏👏👍👍👍). Berikut contoh link yang dikirimkan lewat whatsApp. Klik link (teks berwarna biru)



Kedua: Setelah kalian klik link yang diberikan akan menuju halaman google form. pertama kalian akan diminta mengisi data-data, seperti gambar di bawah ini. Jika ada tulisan "Jawaban Anda" maka kalian ketik data yang diminta sedangkan jika ada kata "Pilih" maka kalian klik bagian itu, kemudian klik pilihan yang sesuai.



Ketiga: Kemudian geser layar ke bawah, maka akan ditampilkan form soal. Jika soal pilihan ganda seperti gambar di bawah ini, maka kalian klik pada lingkaran kecil di sebelah kiri pilihan jawaban. 

Jika soal berupa isian singkat seperti gambar di bawah ini, maka kalian ketikkan jawaban pada bagian yang bertuliskan "Jawaban Anda"


Keempat: Setelah selesai menjawab semua soal, maka di bawah soal terakhir terdapat tombol "Kirim". Klik tombol itu, maka jawaban anda akan terkirim ke server. Perhatikan gambar di bawah ini.


Setelah itu, akan ditampilkan jendela yang menyatakan bahwa tanggapan atau jawaban kalian sudah direkam atau diterima. Juga terdapat tombol "Lihat skor" untuk melihat skor yang kalian peroleh.


Demikian penjelasan menggunakan aplikasi google form untuk mengerjakan penugasan yang diberikan Bapak/Ibu guru. 
Untuk mengasah kemampuan kalian, kerjakan kuis dari saya, dengan cara klik link / tautan berikut ini:



VIDIO MASUK SMP N 2 SAMBONG


Sabtu, 11 Juli 2020

MATERI MAPEL BAHASA JAWA KELAS 9

CERITA RAKYAT.

JAKA TINGKIR


 
 

 

 

 

 

 

                Kadipaten Pengging mapan ing sisih wetane Gunung Merapi. Biyene Pengging kabawah               kraton Majapahit. Nanging bareng Majapahit wis ambruk, Pengging kabawah dadi laladan                      panguwasane Kasultanan Demak.

Kang ngasta panguwasa ing Pengging wektu iku Ki Ageng Kebo Kenanga putrane Adipati Handayaningrat panguwasa Pengging ing jamane Majapahit. Putrane Adipati Handayaningrat iku loro yaiku Kebo Kanigara lan Kebo Kenanga.

Ing sawijining dina Ki Ageng Pengging nampa tamu kang uga minangka sadulure sapeguron marang Syeh Siti Jenar yaiku Ki Ageng Tingkir. Anggone rawuh menyang Pengging bebarengan karo garwane, Nyi Ageng Tingkir. Karawuhane ing Pengging amarga panjenengane prihatin lan nguwatirake Ki Ageng Pengging anggone wis suwe ora sowan menyang Kasultanan Demak. Nalika ana tamu iku Ki Ageng Pengging uga lagi ngenteni laire putrane. Bareng wis parak esuk keprungu tangise jabang bayi kang lagi lair. Bayi kang lair kakung iku banjur diparingi nama Mas Karebet.

Sawise suwe ora sowan marang Kasultanan Demak, Sultan Trenggana ngutus Rangga lan Tahjaya menyang Pengging. Amarga ora kasil, banjur ngutus Patih Wanasalam. Wusana kang pungkasan ngutus Sunan Kudus kang minangka Senapatine Kasultanan Demak supaya nyowanake Ki Ageng Kebo Kenanga (Ki Ageng Pengging). Nanging Ki Ageng  tetep ora kersa sowan lan dadi perang. Ki Ageng nganti tumukaning seda.

Nalika Mas Karebet umur sepuluh taun wis ditinggal seda rama lan ibune. Dheweke banjur dipundhut putra angkat dening Nyi Ageng Tingkir. Sabanjure jenenge diganti Jaka Tingkir. Dheweke saya gedhe dadi pemudha kang gagah tur bagus. Ing desa Tingkir dheweke ditemoni wong tuwa kang mumpuni ilmu agamane. Dheweke ora ngerti yen wong mau sejatine Kanjeng Sunan Kalijaga. Jaka Tingkir dingendikani yen kekuatan iku kudu dilambari agama. Sebab kekuatane raga yen ora dilambari iman lan takwa bakal kajlomprong ing kasombongan. Jaka Tingkir iku bocah pinter kang kudu  nggolek kawruh lan pengalaman supaya bisa kasembadan kang dadi pepinginane. Wong tuwa mau ndhawuhi Jaka Tingkir supaya suwita (ngabdi), ing Kasultanan Demak kanggo ningkatake drajate.

Kanthi lantaran Ki Ganjur, Jaka Tingkir ditampa dadi prajurit tamtama. Sajrone dadi prajurit tamtama dheweke dianggep akeh lelabuhane dening Sri Sultan. Amarga saka kasetyane, kuwanene, lan kaprawirane, sarta gedhene lelabuhane marang Sri Sultan, Jaka Tingkir banjur diangkat dadi Lurah Tamtama Suranata ngganteni Ki Ganjur. Sabanjure, Ki Ganjur dadi Senapati Kasultanan Demak.

Kasultanan Demak mbutuhake tambahan tamtama rongatus cacahe. Mula. Banjur dianakake pendaftaran calon tamtama. Kabeh kang wis cukup persyaratane banjur diuji kaprigelane ing bab olah kaprajuritan. Jaka Tingkir kang kapasrahan nggladhi calon tamtama. Dumadakan ana pawongan kang nimbrung melu nggladhi. Pawongan mau arane Dhadhungawuk saka Desa Pingit Kadipaten Kedhu. Dheweke banjur nantang Jaka Tingkir. Dadi pasulayan kang wusanane Dhadhungawuk tumekaning tiwas. Prastawa iki ndadekake Sri Sultan duka amarga Jaka Tingkir dinakwa mateni calon tamtama kanthi kaniaya (sawenang-wenang). Mangka sejatine Jaka Tingkir ora duwe seja mateni Dhadhungawuk. Jaka Tingkir banjur katundhung saka Demak.

Jaka Tingkir getun marang lelakone amarga saka ora sabare ndadekake patine Dhadhungawuk. Dheweke nerusake anggone lelana tekan ngendi-endi. Saenggon-enggon tansah tetulung wong kang nandhang kasusahan amarga saka panindhese begal, kecu, rampok, lan sapanunggalane.

Ing desa Butuh Jaka Tingkir digegulang sawernaning kawruh agama lan paprentahan dening Ki Ageng Butuh. Jaka Tingkir digembleng kanthi latihan kang abot. Sawernaning amalan agama uga ditindakake utamane salat bengi, dzikir lan wirid sarta pasa. Sawise pitung sasi Ki Ageng Butuh banjur mrayogakake Jaka Tingkir supaya bali suwita menyang Demak. Dheweke kanthi sesidheman njujug padunungane Ki Ganjur. Sawise oleh katrangan yen Sri Sultan isih durung kepranan penggalihe, dheweke ninggalake Demak menyang pasareyane wong tuwane, Ki Ageng Kebo Kenanga ing Pengging.

Sawise ziarah, Jaka Tingkir tumuju Banyubiru. Ing kene diwejang ngelmu agama dening Ki Ageng Banyubiru. Ki Ageng paring pitutur yen urip iku sejatine ngibadah marang Gusti Allah. Dene ngibadah iku ana loro, ngibahahe jasad utawa awak, lan ngibadahe budi. Ngibadahe jasad tegese nglatih awak supaya rasa kang ora becik(ala) ora manggon ing awak. Ora kena ngresula, sudi, lan jail marang liyan. Ngibadahe budi iku ngibadahe budi pekerti nyingkiri lan nolak tumindak kang nistha, mula kudu tumindak jujur. Dene ngibadahe nepsu iku kudu pinter ngendaleni hawa nepsu. Dadi kudu mbuwang sipat-sipat angkara murka utawa hawa nepsu kang nistha. Mula kudu tansah nyucekake ati, welas asih, gedhe pangapurane lan akhire tansah mituhu (taat) marang Allah Swt.

Sawise telung sasi Ki Ageng ndhawuhi Jaka Tingkir supaya bali menyang Demak suwita (ngabdi) marang Sultan Trenggana. Kebeneran Sri Sultan lagi masanggrah ing Gunung Prawata. Ki Ageng maringi srana awujud ramu-ramuan kanggo sangune Jaka Tingkir anggone arep suwita.

Lumakune gethek alon-alon  ngliwati kali nganti tekan Kedhung Srengenge yaiku perangane Kali Serang. Kancane telu pisan yaiku Mas Manca, Mas Wila, lan Mas Wuragil gumun dene getheke ora bisa mlaku malah mung muter-muter bae. Ora let suwe getheke wis dikupengi baya kang puluhan akehe. Baya-baya iku banjur nrajang gethek kang ditumpaki Jaka Tingkir sabalane. Baya akeh kang mati saka tumandange Jaka Tingkir sakancane. Dheweke saya gumun dene baya-baya mau saya akeh kang nyerang. Ratune baya Baureksa lan Patihe Jalumampang ngamuk sawise weruh anak buahe padha mati. Akhire Jaka Tingkir kasil ngalahake lelorone lan prasetya bakal sabiyantu marang Jaka Tingkir anggere ora dipateni. Baureksa nglumpukake anak buahe kang cacah patang puluh supaya nyurung lang ngiring rakitan nganti tekan ngisore Gunung Prawata. Kanthi lelakone Jaka Tingkir iku mau banjur ana tembung Megatruh kang cakepane mangkene :

                      Sigra milir, sang gethek sinangga bajul

                      kawan dasa kang njageni

                      ing ngarsa miwah ing pungkar

                      tanapi ing kanan kering

                      sang gethek lampahnya alon

Jaka Tingkir sabalane kasil nyekel Kebodanu. Kebo dadi ngamuk sawise kupinge dileboni rempah-rempah. Kebo nyruduk-nyruduk ngrusak apa bae kang diliwati lan terus lumayu tekan sacedhake pasanggrahane Sultan Trenggana ing puncaking Gunung Prawata.

Sultan mirsani gladhen kaprajuritan ing lapangan kang bawera saka ndhuwur panggung. Ing kono uga ana Patih Wanasalam, Ki Ganjur lan Lurah Tamtama Daruni. Prameswari lan para putri uga lenggah sacedhake Sultan. Nalika padha ngematake anggone padha nonton gladhen kaprajuritan dumadakan ana kebo edan kang ngamuk ing papan gladhen. Para prajurit mbudidaya nyekel lan nanggulangi pangamuke kebo, nanging ora ana sing bisa kasil. Korban pangamuke kebo saya akeh. Wong-wong padha bubar nylametake awake dhewe-dhewe. Sultan saka dhuwur panggung pirsa yen Jaka Tingkir uga melu nonton gladhen. Mula banjur ngutus Daruni supaya Jaka Tingkir nyekel kebo edan kang ngamuk. Sawise Sultan ngapura sakabehe kaluputane, Jaka Tingkir tumandang nyekel lan kasil nyirnakake kebo.

Sri Sultan rena penggalihe amarga bebaya wis sirna dening Jaka Tingkir. Semono uga Putri Pembayun rumangsa bagya penggalihe amarga  wong kang dadi katresnane wis bali lan kaparingan kanugrahan minangka Senapati Prajurit Suranata. Nanging anggone dadi Senapati ora suwe amarga Sultan banjur ngangkat dheweke dadi Adipati Pajang kang laladane uga tilase Kadipaten Pengging duk ing nguni. Putri Pembayun minangka dadi prameswarine.

Kawula Pajang utawa Pengging padha seneng atine nampa tumekane pemimpine kang anyar kang ora liya tedhak turune Ki Ageng Kebo Kenanga. Minangka Adipati kang anyar, Jaka Tingkir banjur enggal ambangun Pajang dadi kutha kang maju. Para among tani padha oleh kawigaten mirunggan (khusus). Para kawula padha urip ayem tentrem lan makmur. Sawise Sultan Trenggana surud (seda), Jaka Tingkir dadi penerus panguwasa Kasultanan Demak kanthi dadi Sultan ing Pajang kanthi sesebutan Sultan Hadiwijaya.

                  ( Besutan saka : Jaka Tingkir, dening Yuliadi Soekardi lan U. Syahbudin )

 

B. Wangsulana pitakon-pitakon ngisor iki nganggo basa padinan lan basa krama!

      1.   Sapa Ki Ageng Pengging iku?

        ___________________________________________________________________

      2.   Sapa Ki Ageng Tingkir iku?

         ___________________________________________________________________

      3.   Apa kersane Sultan Demak ngutus Sunan Kudus menyang Pengging?

      ___________________________________________________________________

      4.   Ngapa Jaka Tingkir diutus suwita menyang Demak?

      ___________________________________________________________________  

      5.   Apa sebabe Jaka Tingkir ditundhung saka Demak?

      ___________________________________________________________________

     

 C.       Critakna kanthi lesan isine wacan “Jaka Tingkir” nganggo basa krama kang trep unggah-ungguhe!

D. Nulisa crita rakyat ing dhaerahmu nganggo basa ngoko utawa krama, banjur critakna ing

     ngarepe kanca-kancamu!


MATERI MAPEL BAHASA JAWA KELAS 8

CERITA  LEGENDA

Jumat, 10 Juli 2020

materi wawasan wiyata mandala

WAWASAN WIYATA MANDALA

SMP N 2 SAMBONG

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

OLEH :  SUTIKNO, M.Pd. DAN HARTATI. S.Pd.

ARTI KATA

1.      Wawasan : Suatu pandangan atau sikap yang mendalam terhadap suatu hakikat.

2.      Wiyata : Pendidikan

3.      Mandala : Tempat atau lingkungan

4.      Wiyata mandala adalah sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat menuntut ilmu pengetahuan.

 

A.     Unsur-unsur wiyata mandala:

1.       Sekolah merupakan lingkungan pendidikan

2.      Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas    penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan sekolah.

3.      Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama erat untuk mengemban tugas pendidikan (hubungan yang serasi)

4.      Warga sekolah di dalam maupun di luar sekolah harus menjunjung tinggi martabat dan citra guru.

5.      Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya dan mendukung antarwarga.

 


PENJAS SMP KELAS 7| PERMAINAN BOLA VOLY

Permainan Bola Voli termasuk salah satu olahraga yang diminati oleh banyak orang, termasuk masyarakat Indonesia. Di Indonesia sendiri sudah terbentuk organisasi Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia yang bertanggung jawab memantau perkembangan olahraga ini di dalam negeri.
Permainan yang satu ini bisa di mainkan oleh siapa saja, secara umum untuk bisa bermain bola voli memerlukan 2 regu masing-masing 6 orang, dan juga lapangan voli, bola beserta net-nya.
Apabila Anda ingin mengenal voli lebih dekat atau bahkan menekuninya dengan serius, ada banyak hal yang harus diketahui terlebih dahulu. Anda sebaiknya memahami sejarah, teknik dasar, sekaligus peraturan permainan bola voli.